Rabu, 29 Desember 2010

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK (OOP)

Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya,
Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.
Konsep dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek
Pemrograman orientasi-objek menekankan konsep berikut:
  • kelas — kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari anjing. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam pemrograman berorientasi object. Sebuah class secara tipikal sebaiknya dapat dikenali oleh seorang non-programmer sekalipun terkait dengan domain permasalahan yang ada, dan kode yang terdapat dalam sebuah class sebaiknya (relatif) bersifat mandiri dan independen (sebagaimana kode tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas, struktur dari sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program ataupun sebaliknya.
  • Abstraksi - Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.
  • Enkapsulasi - Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi ijin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.
  • Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelas-pertama.
  • Inheritas- Mengatur polimorfisme dan enkapsulasi dengan mengijinkan objek didefinisikan dan diciptakan dengan jenis khusus dari objek yang sudah ada - objek-objek ini dapat membagi (dan memperluas) perilaku mereka tanpa haru mengimplementasi ulang perilaku tersebut (bahasa berbasis-objek tidak selalu memiliki inheritas.)
  • Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas adminiistrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri.





Kelebihan dan Kelemahan OOP

 

OOP memiliki beberapa keuntungan dalam pemrograman, di antaranya:
1.       OOP menyediakan struktur modular yang jelas untuk program sehingga OOP sangat bagus digunakan untuk mendefinisikan tipe data abstrak di mana detil implementasinya tersembunyi.
2.       OOP akan mempermudah dalam memaintain dan memodifikasi kode yang sudah ada. Objek yang baru dapat dibuat tanpa mengubah kode yang sudah ada.
3.       OOP menyediakan framework untuk library kode di mana komponen software yang tersedia dapat dengan mudah diadaptasi dan dimodifikasi oleh programmer. Hal ini sangat berguna untuk mengembangkan GUI (Graphical User Interfaces).


Sedangkan beberapa kelemahan OOP antara lain adalah sebagai berikut:

1.       Tidak memperbolehkan implementasi yang kuat pada reuse.
2.       Properti software tidak terikat dalam satu unit fungsional, sehingga harus
crosscut di antara komponennya.
3.       Crosscut tersebut mengakibatkan sulitnya pengembangan dan pemeliharaan. 


 
Struktur Kelas
Sebagai langkah pertama dalam OOP akan kita bahas pendefinisian kelas di C++. Dalam bagian 1.2 penulis telah mencontohkan beberapa kelas yang lazim kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita amati contoh lain dari kehidupan kita, dengan mendeklarasikan sebuah kelas bernama BilanganRasional :
class BilanganRasional
{
public :
void assign (int,int);
void cetak();
private :
int pembilang, penyebut;
};
Perhatikan contoh di atas. Untuk mendefinisikan sebuah kelas, dipakai kata kunci class, diikuti dengan pendeklarasian nama kelas tersebut. Fungsi assign() dan cetak() disebut member function (member fungsi). Sedangkan variabel pembilang dan penyebut disebut member data (member data atau member variabel). Disebut member karena kesemuanya merupakan anggota dari kelas BilanganRasional.
Perhatikan kata kunci Public dan Private. Member functions pada contoh di atas dideklarasikan sebagai fungsi global, sedangkan member data dideklarasikan sebagai lokal. Perbedaannya, member global dapat diakses dari luar kelas, sedangkan member lokal hanya dapat diakses dari kelas itu sendiri.
Sekarang, dimana kita telah menciptakan kelas Bilangan Rasional, kita dapat mendeklarasikan sebuah objek dari kelas BilanganRasional sebagai berikut :
BilanganRasional objekBilangan;
Perhatikan bahwa disini objekBilangan merupakan nama dari objek tersebut, dan BilanganRasional merupakan nama kelas yang ingin kita buat objeknya. Proses pembuatan sebuah objek biasa disebut penginstansian (bukan penginstalasian), dan sebuah objek disebut instans (instance) dari sebuah kelas.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan listing selengkapnya :
class BilanganRasional
{
public :
void assign (int,int);
void cetak();
private :
int pembilang, penyebut;
};
void main()
{
//mendeklarasikan objekBilangan seperti telah dibahas di atas
BilanganRasional objekBilangan;
// member fungsi assign() dipanggil.
objekBilangan.assign (22,7);
// member fungsi cetak() dipanggil.
ObjekBilangan.cetak();
}
void BilanganRasional::assign(int pemb, int peny)
{
pembilang = pemb;
penyebut = peny;
}
void BilanganRasional::cetak()
{
cout<<pembilang<<' / '<<penyebut;
}
Perhatikan blok main(). Sekarang Anda sudah mempunyai sebuah objek bernama objekBilangan dari kelas BilanganRasional. Seperti Anda lihat, pendeklarasian sebuah objek sama seperti mendeklarasikan sebuah variabel. Atau dengan kata lain objekBilangan adalah sebuah objek dengan tipe BilanganRasional. Sekarang, bagaimana memanggil fungsi dari sebuah objek? Hal ini dapat dicapai dengan menghubungkan nama objek dan fungsi yang ingin dipanggil dengan operator tanda titik (.). Sehingga untuk memanggil fungsi assign(), dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
objekBilangan.assign(22,7);
Nilai 22 dan 7 merupakan parameter yang diterima oleh fungsi assign(). Di dalam fungsi tersebut, nilai 22 diinisialisasikan ke dalam member data pembilang, dan nilai 7 diinisialisasikan ke dalam member data penyebut. Sehingga bila fungsi cetak() dipanggil, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :
22 / 7
Sebagai tambahan perhatikan ilustrasi di bawah ini :
Gambar di atas merupakan ilustrasi dari objek objekBilangan dengan 2 member data, yakni pembilang dan penyebut.
Perhatikan juga bahwa semua pendeklarasian fungsi, baik fungsi assign() maupun fungsi cetak() didahului dengan penanda BilanganRasional:: . Hal ini untuk menunjukkan kepada compiler agar compiler tidak "bingung", untuk kelas mana fungsi tersebut dideklarasikan, karena di C++ biasanya sebuah fungsi diletakkan di file yang terpisah.
Konstruktor
Sebelumnya kita telah menggunakan member fungsi assign() untuk memasukkan nilai ke dalam member variabel pembilang dan penyebut. Sebuah konstruktor melakukan tugas yang sama dengan fungsi assign(), sehingga Anda tidak perlu repot-repot memanggil fungsi assign() untuk setiap objek yang Anda deklarasikan. Sebuah konstruktor harus mempunyai nama yang sama dengan kelas dimana konstruktor tersebut berada, dan dideklarasikan tanpa return value (nilai balik), juga tanpa kata kunci void. Mari kita kembangkan kelas BilanganRasional yang telah kita bahas sebagai berikut :

class BilanganRasional
{
public :
//KONSTRUKTOR BilanganRasional
BilanganRasional(int pemb, int peny)
{
pembilang = pemb;
penyebut = peny;
}
private :
int pembilang, penyebut;
};
pembilang
penyebut
objekBilangan
Bandingkan struktur konstruktor dengan fungsi assign() yang telah kita bahas sebelumnya. Konstruktor BilanganRasional melakukan tugas yang sama dengan member fungsi assign(). Bedanya hanya terletak pada pemanggilan fungsi dan konstruktor tersebut. Jika fungsi assign() harus kita panggil dengan didahului oleh pendeklarasian sebuah objek, kemudian fungsi dari objek tersebut dipanggil dengan operator titik disertai nilai yang ingin kita input, misal
BilanganRasional x;
x.assign(22,7);
maka konstruktor cukup dipanggil sebagai berikut :
BilanganRasional x(22,7);
Kedua varian tersebut melakukan hal yang sama, yakni menginitialisasikan nilai 22 ke member variabel pembilang, dan nilai 7 ke variabel penyebut.
Konstruktor Dengan Initialization Lists
Penulisan konstruktor dengan daftar initialisasi (initialization lists) merupakan fasilitas yang disediakan oleh C++ untuk menyederhanakan struktur konstruktor. Ini berarti, contoh konstruktor di atas dapat pula ditulis sebagai berikut :
class BilanganRasional
{
public :
BilanganRasional(int pemb, int peny) : pembilang(pemb), penyebut(peny) { }
private :
int pembilang, penyebut;
};
Contoh di atas menghasilkan fungsi yang sama dengan konstruktor yang kita bahas sebelumnya.
CopyConstructor
Sampai sejauh ini kita telah mempelajari bagaimana struktur sebuah konstruktor serta bagaimana membuat objek dari konstruktor yang telah didefinisikan. Akan tetapi, coba bayangkan apabila Anda telah mempunyai sebuah objek x, dan kemudian Anda menginginkan membuat sebuah objek y yang memiliki nilai member data dan member fungsi yang sama. Tentu saja Anda dapat mendeklarasikan objek baru dengan memanggil konstruktor yang sama sebanyak 2 kali :
BilanganRasional x(22,7);
BilanganRasional y(22,7);
Perintah di atas mendeklarasikan 2 objek, yakni x dan y yang masing-masing memiliki nilai 22 pada member variabel pembilang dan 7 pada member variabel penyebut. Akan tetapi, Anda dapat juga mempersingkat kode diatas dengan perintah berikut :
BilanganRasional x(22,7);
BilanganRasional y(x);
Berikut listing contoh untuk Copy Constructor :
class BilanganRasional
{
public :
BilanganRasional(int pemb, int peny) : pembilang(pemb), penyebut(peny) { }
//CopyConstructor terdapat disini
BilanganRasional(const BilanganRasional& br) : pembilang(br.pembilang), penyebut(br.penyebut) { }
private :
int pembilang, penyebut;
};
void main()
{
BilanganRasional x(22,7);
BilanganRasional y(x);
}
Deklarasi CopyConstructor otomatis dipanggil ketika Anda mengkopi objek x ke objek y. Perhatikan bahwa x menjadi parameter ketika kita mendeklarasikan objek y.
Destruktor
Jika kita mendeklarasikan konstruktor untuk membuat sebuah objek, maka kita juga harus mendeklarasikan sebuah destruktor untuk menghapus sebuah objek. Setiap kelas mempunyai tepat satu destruktor. Jika Anda tidak mendeklarasikan sebuah destruktor dalam sebuah kelas, maka destruktor otomatis akan diciptakan sendiri oleh compiler C++. Destruktor dapat kita definisikan sendiri dengan simbol ~. Disarankan untuk mendefinisikan sendiri destruktor walaupun secara otomatis compiler C++ akan mendeklarasikan sebuah destruktor pada saat program Anda dicompile, tetapi dengan mendefinisikan sendiri sebuah destruktor maka Anda mempunyai kontrol penuh terhadap apa yang dilakukan destruktor dari kelas Anda. Perhatikan listing di bawah :


class BilanganRasional
{
public :
BilanganRasional() {cout <<"Konstruktor dipanggil\n";}
//Destruktor dari kelas BilanganRasional
~BilanganRasional() {cout <<"Destruktor dipanggil\n";}
private :
int pembilang, penyebut;
};
void main()
{
BilanganRasional x;
cout<<"Disini main program\n" ;
}
Listing di atas akan menghasilkan output sebagai berikut :
Konstruktor dipanggil
Disini main program
Destruktor dipanggil
Dari contoh di atas dilihat bahwa konstruktor dipanggil ketika objek x dibuat. Sedangkan destruktor secara otomatis dipanggil oleh compiler ketika objek x meninggalkan blok main(). Hal ini sesuai dengan kaidah kelokalan objek di C++.

3 Pilar Object Oriented Programming (OOP)


Pilar Pertama yaitu , Inheritance atau pewarisan adalah kalimat yang pasti ada di dalam pemerograman berorientasi objek disebut juga dengan istilah reusable.

Ketika kita menggunakan kembali atau mengganti method dari class yang sudah ada, serta ketika menambahkan field instant dan method baru, maka pada saat itulah Anda bekerja dengan inheritance. Konsep ini merupakan konsep yang fundamental dalam orientasi objek dan harus digunakan dengan baik.

Ada beberapa macam Inheritance atau pewarisan yang ada di dalam OOP, diantaranya:
- Single Inheritance -
- Multiple Inheritance -


dalam penggunaan inheritance class Induk akan mewariskan semua atribut yang ia miliki sehingga class bawahnya akan memilki atribut yang sama dengan class induk, bahkan dapat memilki kebabasan untuk memilki atribut berbeda dengan class induknya berikut ilustrasi dalam php.

Pada OOP, sebuah objek dapat diwariskan atau diturunkan atribut/variable dan methodnya ke objek anak, dengan key extends. Pada bagian inheritance ini kita kenal beberapa istilah superclass dan subclass.
Superclass adalah objek induk dan subclass adalah objek turunan dari superclass. Sebagai contoh objek kucing kita sebut superclass dan objek turunan dari kucing misal kucing anggora, kucing hutan, kucing arab dan kucing-kucing lainnya kita sebut sebagai subclass.

Perhatikan contoh berikut :

File Binatang.java (sebagai blueprint)

public class Binatang {
String nama;
int kaki;
int km;
int kekuatanDengar;
String telinga;
String mata;

//konstruktor
public Binatang(){
nama = "";
kaki = 0;
kekuatanDengar = 0;
km = 0;
telinga = "";
mata = "";
}

//mendefinisikan method
public void pendengaranTelinga(int desible){
kekuatanDengar = kekuatanDengar + desible;
System.out.println("Kekuatan pendengar : "+ kekuatanDengar);
}

//method untuk konstruktor dengan satu parameter
public void jarakPandang(int jarak){
km = jarak;
System.out.println("Jarak pandang : "+ km);
}
}

File kucing.java(method turunan dari induk/Binatang)
public class kucing extends Binatang{
//method dari kucing hutan
public void warnaMata(String color){
System.out.println("Warna Mata Kucing Hutan "+ color);
}

public void panjangKuku(int cm){
System.out.println("Panjang Kuku Kucing Hutan "+ cm);
}
}

Penciptaan object dari kucing
File kucingHutan.java
public class kucingHutan {
public static void main(String[] args){
//create object
kucing kucingRumah = new kucing();

//panggil method objek kucing
kucingRumah.warnaMata("merah");
kucingRumah.panjangKuku(10);

//method dasar kemampuan kucing
kucingRumah.pendengaranTelinga(100);
kucingRumah.jarakPandang(500);
}
}

Hasil compile dan run

run:
Warna Mata Kucing Hutan merah
Panjang Kuku Kucing Hutan 10
Kekuatan pendengar : 100
Jarak pandang : 500
BUILD SUCCESSFUL (total time: 0 seconds)

Pilar Kedua ialah, Encapsulation Sebuah class yang baik tidak akan menyatakan/memperlihatkan semua informasi mengenai dirinya kepada pihak luar. Class yang baik akan memilah setiap informasi di dalam dirinya. Mana informasi yang tidak boleh diketahui pihak luar, mana informasi yang boleh diketahui pihak luar, mana data yang boleh diubah dari luar, mana data yang tidak boleh diubah, dan sebagainya.Untuk pemahaman lebih lanjut perhatikan contoh listing program berikut:

Pada contoh diatas untuk file Binatang.java tidak ada perubahan.

Listing file methodBinatang.java
public class methodBinatang{
public static void main(String[] args){
//create object
Binatang kucing = new Binatang();
Binatang katak = new Binatang();

//init objek kucing
kucing.nama = "Kucing";
kucing.kaki = 4;
kucing.telinga = "Panjang";
kucing.mata = "coklat";

//pencetakan dengan memanggil method objek kucing.
kucing.printDataBinatang();

katak.nama = "Katak";
katak.mata = "bulat";
katak.kaki = 4;
katak.telinga = "kecil";

//pemanggilan method objek katak
katak.printDataBinatang();
}
}

Hasil compile

run:
Nama Binatang : Kucing
Jumlah kaki : 4
Bentuk telinga : Panjang
Warna mata : coklat
Nama Binatang : Katak
Jumlah kaki : 4
Bentuk telinga : kecil
Warna mata : bulat

BUILD SUCCESSFUL (total time: 0 seconds)

Ada 2 langkah yang diperlukan untuk melakukan enkapsulasi:

1. Hak akses dari setiap field di dalam class tersebut diubah menjadi private.
2. Buatlah getter dan setter method sesuai dengan kebutuhan. Hak akses dari getter/setter method ini harus public agar dapat dipanggil dari luar class.



Pilar Ketiga adalah Polymorphis Polymorphism apabila diartikan menurut katanya berarti “banyak bentuk”. Ketika sebuah object menerima pesan, object tersebut pastilah mempunyai method untuk menanggapi pesan yang datang tersebut. Apabila suatu object tersebut merupakan turunan dari object laen maka object tersebut pasti akan menuruni semua sifat dari induknya, termasuk juga method-method yang ada.

Dalam hubungan induk dan anak ada sebutan superclass dan subclass, superclass sebagai class induk dan subclass sebagai class anak. Walaupun pesan datang dan ditanggapi oleh method yang sama dengan superclass namun behavior atau perilaku yang akan dilakukan subclass belum tentu sama dengan superclass nya.

Subclass dapat mendefinisikan sendiri sebuah perilaku yang akan dilakukannya, ini yang dimaksud dengan “banyak bentuk” atau polymorphism. Suatu objek yang sama dapat memiliki lebih dari satu bentuk atau perilaku. Sebagai contoh seekor kucing dalam menerima respon akan menggerakkan kaki depannya dan berlari.

Pada objek lain misal seekor katak dalam menerima respon akan melompat, hal ini terjadi pada objek yang sama tetapi dalam proses menerima respon memiliki tindakan yang berbeda.